Kenangan Masa Kecil Saat Belajar Matematika Bersama Pemustaka Di Perpustakaan

 

Kurang semangat belajar pelajaran matematika?!.. Hal ini pernah terjadi waktu saya duduk di bangku sekolah dasar, pasalnya mengerjakan tugas matematika dianggap keramat yang menakutkan apalagi pembimbingnya boleh dikata gak enakan, suka marah dan pengen cepat-cepat selesai.
Ya begitu deh pokoknya..

Ini kesan yang cukup lama dialami,sampai saatnya mendapatkan pengalaman berharga mulai tertantang dengan belajar matematika. Begini ceritanya, saat itu sekitar kelas empat SD dan di kelas kami suka taruhan pensil tiap kali mengumpulkan tugas pelajaran matematika ke guru kelas kami. Ingat sekali waktu awal saya harus rela menyerahkan pensil tatkala nilai saya jelek dibawah angka ujian teman.

Mulailah berpikir gimana caranya agar giliran berikutnya gantian hadiahnya berpindah, "masak sih kalah terus dan merelakan pensil jadi milik teman", ucap dalam hati.
Berbagai cara dilakukan sampai-sampai membedah soal yang pernah dipelajari berkali-kali. Tak disangka kalau cara mengulag ini terbukti jitu mudah mengingat rumus dan trik jitu mengusai jawaban soal diberikan oleh guru.
Singkat cerita, pensil yang biasanya berpindah tangan ke teman, kini jadi gantian jadi milik. Pokoknya keren dan bangga sekali rasanya...

Pengalaman masa kecil ini dibagikan ke para pemustaka yang sudah menanti untuk belajar matematika di Perpustakaan Kelurahan Cisarua. Entah mengapa  mereka senang belajar, mungkin cara dan pendekatan diberikan mudah dan trik jitu saja sehingga termotivasi kali ya.. hehe..
Alhasil, mereka selalu menantang kapan belajar lagi matematika, "ini kayaknya masa bahagia yang terulang kembali", ingat kuat sekali.

Fitri, Opik, Naura, Putri, dan Ibay adalah pemustaka yang telah hadir sejak pagi minta jadwal belajar matematika. Pas sekali dijadwalnya mereka sudah siap menunggu di lantai atas perpustakaan. Kali ini kami mengupas operasi hitung perkalian dan pembagian yang dibuat santai dan tantangan ditunggu jawabannya. Seru sekali tak disangka yang semula gugup gak pede akhirnya muncul kreatifitasnya..

Rasanya tak bosan untuk terus berbagi dengan mereka.. Sampai jumpa dijadwalkan kita selanjutnya..